The Night in SINGAPORE
Ayo sekarang lanjut cerita di blog "Jalan-Jalan ke Singapore"
Kali ini aku membahas malam di Singapore
Memang malam dingin dan menusuk tubuh, pohon-pohon menaungi malam sama seperti aku saat di Bandung. Tapi, keteraturan ku lihat disini. Walau malam, tidak ada kemacetan yang mendera seperti di Ibukota tercinta kita, Jakarta. Semoga setelah adanya transportasi umum yang digadang-gadang "Mampu mengurangi kemacetan", mimpi Jakarta maju akan tercapai. Aamiin.
Malam-malam aku keluar bersama orang tuaku melihat-lihat pemadangan, memnutari area dekat hostel, dan melihat gemerlapan Singapore. Aku takjub dengan lampu cahaya yang menyala sangat terang diantara sekitaran yang gelap. Itu dia, Jalan Besar Stadium (kalau tidak salah).
Tidak berlama-lama di luar, aku langsung cus ke hostel dan beristirahat. Ikuti terus ya cerita ini. Berhubung baterai laptop mau habis. Hehe
Kali ini aku membahas malam di Singapore
Memang malam dingin dan menusuk tubuh, pohon-pohon menaungi malam sama seperti aku saat di Bandung. Tapi, keteraturan ku lihat disini. Walau malam, tidak ada kemacetan yang mendera seperti di Ibukota tercinta kita, Jakarta. Semoga setelah adanya transportasi umum yang digadang-gadang "Mampu mengurangi kemacetan", mimpi Jakarta maju akan tercapai. Aamiin.
Malam-malam aku keluar bersama orang tuaku melihat-lihat pemadangan, memnutari area dekat hostel, dan melihat gemerlapan Singapore. Aku takjub dengan lampu cahaya yang menyala sangat terang diantara sekitaran yang gelap. Itu dia, Jalan Besar Stadium (kalau tidak salah).
Jalanan yang lengang dan menyenangkan, trotoar luas, lengkap deh. Tamannya aja masih mendapat celahnya walaupun dekat ruko-ruko sempit.
Sesekali datang bus dan motor yang ditemani udara dingin AC dan udara dingin malam.
Mari berfoto, sedikit kelihatan kok.
Singapore memang bercahaya, tapi kehidupannya :( bak kota mati.
Yang di belakang itu sejenis mall, tapi sepi juga kok, kurang menandakan ikon belanjanya. Hanya terpusat di Orchard Road.
Ada sedikit pelanggaran nih. Singapore tidak se-strict yang aku pikir. Nyebrang masih banyak kok yang tidak taat. Contohnya ya yang difoto ini. Mungkin mereka yang menyebrang berpikir jalanan sepi jarang kendaraan.
Ohh iya guys, selain itu aku juga beli makanan walaupun murah meriah sih (di Jalan Sultan Nasi Padang). Intinya, disana penampilannya beda dengan restoran Padang di Indonesia, sistem pembayarannya sama kayak di MCD, dan kasirnya orang Malaysia (tepatnya di Johor Bahru). Nih ada foto makanan sayur, sambal cengek, dan air semulajadi.
Tidak berlama-lama di luar, aku langsung cus ke hostel dan beristirahat. Ikuti terus ya cerita ini. Berhubung baterai laptop mau habis. Hehe
Komentar
Posting Komentar