The Second Day in Singapore

Assalamu'alaikum wr.wb, alhamdulillah pagi telah datang walau subuh di Singapura lebih telat 1 jam dibanding Indonesia. Suasana Indonesia terbawa pada diriku dengan bangun tidur jam 5 taunya masih gelappp :(

Setelah sholat subuh, aku bergegas mandi di hostel yang masih sepi. Dan ternyata, ada orang indonesia juga yang menginap di hostel itu. Haha :)

Jam 7 aku dan orang tuaku check out dari hostel dan melenggang di beberapa tempat yang sudah direncanakan, yaitu Bugis Street, Masjid Sultan dan Universal Studios. Ikuti ceritaku yaaa....

Sebelum ke Bugis Street, aku berfoto sepanjang perjalanan dan di halte-halte Singapore yang sederhana tetapi terlihat elegan. Mumpung pemandangannya bagus dan sepi, but banyak bis-bis serasa Indonesia Jaman Dulu gitu. Lebih banyak mobil daripada motor (padahal itu sama aja kayak Jakarta Orde Baru, berarti Jakarta sudah pernah mengalaminya).




NICE PICTURE !!!!






ADA ARAH MENUJU MRT TUH, JAKARTA PASTI ADA NANTI......





HALTENYA SEDERHANA, TAPI MODERN. JALANANNYA NYAMPUR ASPAL ADA, BETON ADA (INTINYA SERUPA SAMA JAKARTA AJA). OH YA BARU INGET JAKARTA KAN HALTENYA UDAH GA ADA YANG PINGGIR (KECUALI BIS TINGKAT), DITENGAH SEMUA (UNTUK BUSWAY)




FOTO DULU LAH, MUMPUNG BISNYA SEPI. BISNYA SAMAANLAH KAYAK BUSWAY JAKARTA SEKARANG-SEKARANG INI










Setelah itu, kita makan dulu (biasa di Jalan Sultan Nasi Padang, karena cuma satu-satunya yang nyediain makanan kayak di Indonesia). Kalau MCD, ga ada nasinya, terus pakenya kuah kari India :(

Yaudah, langsung cus pergi cepat-cepat secepat orang Singapore (bahkan eskalatorpun bisa cepat loh). Beli tiket MRTnya dulu. Oh ya, di MRT sini sistemnya hampir sama dengan Commuter Line, tetapi waktu itu masukin uangnya susah (atau kitanya yang gak ngerti sistemnya), akhirnya ada orang Arab yang menyuruh kita masukin uangnya harus satu satu (one by one kata dia). Alhamdulillah, kita terbantu olehnya.

Naik MRT ini tidak mahal (kalau pake dollar singapore, aku pake dollar singapore serasa ngabisin uang yang sangat-sangat banyak-mungkinn karena iritnya uang yang dipake). Kalau dikonversi ke Rupiah, jelas mahal. Makanya harga naik MRT Jakarta jangan sama bener dengan SG, sesuaikan dengan kondisi keuangan masyarakat Indonesia dan kondisi mata uangnya sekarang.

Selain itu, kita bisa cepat loh melenggang dari satu stasiun (STESEN - melayunya) dengan stasiun lainnya. Sampai di Stasiun Bugis pun hanya 10 menit. Taunya sampe-sampe Bugis Market masih tutup, bukanya jam 9 pagi (padahal jam masih menunjukkan jam 8 pagi). Jam 8 pagi disana seperti jam 7 pagi di Indonesia (udara masih seger, belum terpapar panas matahari bener sih, jadi fotonya masih baguslah, tetap kelihatan mukanya)
 Baru keluar stasiun, udah kelihatan Bugis Marketnya (di belakangku, ada layar hitam itu yang biasanya ada videotronnya kalau malam)


Ini ada di pedestrian pasar Bugis gitu, dibelakangku ada tahun tahun Cina gitu, menandakan Singapore banyak orang Cinanya. Kenapa ya namanya Bugis yang jelas dari Sulawesi Selatan, tapi yang belanja Chinese semua? Ada yang bisa menjawab sejarahnya?



Masih Di Pedestrian Pasar (Seperti Pasar Baru Jakarta, tapi disini jarang-jarang motornya- Oh ya Jakarta sama deh malah udah gaboleh masuk motornya). Belakangku masih banyak lapak dan toko yang tutup. Harga-harga di pasar ini lebih murah loh, bahkan untuk sebotol Aqua. HAHA.




Masih bersenang senang foto sambil menunggu buka. Seneng lihat pohonnya rapih gitu, Indonesia pasti bisa menciptakan pasar yang bersih dan asri (buktinya banyak banget pasar di Jawa yang seperti di Singapore ini).




Nah, ini foto terciamik, unik juga kok, tidak membosankan. Pasar dikemas dengan tempat foto menarik. Jalanan pasarnya tidak ada yang berantakan lagi.


Di penyebrangan (masih area yang sama, Oh iya dipasar aja ada trotoar pinggirannya, terus jalanannya tertata gitu sampai-sampai aku tidak tahu itu marka jalan kuning kayak gitu maksudnya apa ya? (sangking gapernah lihat marka jalan jenis itu di Indonesia).











Jam 9 baru pada buka semua serempak. Aku pun beli banyak baju dan sepatu yang murah (10 DOLLEH 3, 10 DOLLEH 3 - in Malay languange ala Cina - maksudnya 10 dollar 3 barang), terus beli cinderamata, jus buah yang rata-rata buah impor (pasar rasa supermarket), sampai jam tangan. Terus aku berfoto lagi di Halte (yang ini aku fotonya udah siang-siang).




Tertib sekali saudara-saudara. Lampu penyebrangannya ada suaranya (Bogor mengadopsi dari sini mungkin lampu penyebrangannya). Kalau nyebrang ya nyebrang kalau udh hijau lampunya, semua kendaraan berhenti tepat di belakang zebra cross. Pelanggaran hampir jarang (tapi aku juga pernah lihat loh pas ke Masjid Sultan ternyata ada mobil yang berhenti di depan zebra cross persis kayak orang Jabodetabek tipe-tipe berhentinya (mobilnya mau belok kanan gitu, tapi ga sabaran). Haltaenya juga menarik, ada kartun-kartun gitu.

Setelah belanja belanji, menuju ke Stasiun Harbourfront (ini yang paling jauh dan harus naik MRT 2 kali - mungkin karena stasiun paling ujung) untuk ke Universal Studio. Tapi perjalanan tidak melelahkan kok, karena viewnya bagus-bagus. nah, saat sampai di stasiun tersebut, aku bingung kok keluar-keluar di mall (baru lihat nama mallnya pas turun dari eskalator - Vivo City). Aku bingung ke Universal Studio di lantai apa, soalnya penunjuk arahnya agak menyesatkan. Untunglah aku bertemu dengan turis asal Argentina yang juga sama-sama kebingungan. Akhirnya ketemu juga sih, walau harus turun naik dan bertanya dengan satpam di sana. Ternyata ada di lantai paling atas. Tapi, aku baru ketemunya arah ke USS dengan kereta atas (Kayak LRT Wisata gitu). karena mahal, aku pun langsung mencari jembatan eskalator datar (krn di internet katanya bisa lewat situ). Tanyain lagi deh, taunya diberitahukannya salah sama satpam di paling atas. Daripada capek, mending foto dulu di mallnya.


 Belakangnya udah kelihatan USSnya, tapi belum tau jembatannya arah mana
Kapal lalu lalang, arah Batam kebanyakan










Setelah agak lama mencari, aku sampai pada jembatan. dan seperti biasa, berfoto. Fyi, airnya ijo-ijo gitu di bawah jembatannya, mungkin banyak lumutnya atau terlalu bersih yaa airnya jadi banyak ganggang hijaunya (sepertinya tidak ditampilkan air yang ijonya, persis banget di bawah jembatannya).



BELAKANG AKU MALL VIVO CITY
 SUMPAH SEPI BANGET, ORANG SINGAPORE JARANG KE MALL-KAH? APA KARENA MAHAL-MAHAL?
 DI BELAKANGKU ADALAH PELABUHAN SINGAPURA



 IKON GEDUNGNYA SUNGGUH MENARIK










Setelah di USS, aku jalan-jalan aja, gak masuk ke dalamnya karena mahal. But, tetap aja menarik dan banyak tempat fotonya, untung ikonnya ada di luar. Bosan aku pun terbayarkan.

 ALHAMDULILLAH AKU BISA KESINI

 BARU MASUK AREAL UNIVERSAL STUDIO

 ADA HIBURAN DI LUAR UNIVERSAL STUDIO

(Kalau Indonesia, namanya TRANS STUDIO hehe)


 IT'S LIKE MALAY TRADITIONAL HOUSES










Setelah itu, aku menuju Masjid Sultan untuk sholat zuhur dan makan di Restoran Arab.
Pertama tama memang harus jalan kaki agak jauh, tapi rindang sepanjang perjalanan. Aku langsung menyadari bahwa Singaporean kalau parkir ada lapangan hijau khusus parkir gitu makanya ga ada parkir sembarangan di jalan (bukan ga ada sih, tapi biasanya kalau ada, itu masih di jalan sempit ex : Raffles Place yang penuh dengan gedung-gedung sempit). Akhirnya, kelihatan juga masjidnya.


Fyi, di Masjid Sultan ini bersih, banyak dipake kegiatan keagamaan terutama pernikahan bule (yang mualaf) dengan orang Melayu/Cina (yang beragama Islam pastinya), tempat wudhunya alami (pake lantainya batu-batu gitu, ada liftnya (untuk OKU - in Malay language - maksudnya disabilitas), sepi juga, pemisah cewe cowonya beneran deh (cewe masuk ke tempat cowo padahal cuma mau ngomong bentar langsung diomelin sama orang aslinya). Keislamannya terasa disini. Ga ada tuh cerita sendal ditarok di dekat batas suci (kecuali kalau rak sepatu sendalnya penuh).


NASI DICAMPUR BANYAK REMPAH-REMPAH DAN DAGING DENGAN SUGUHAN TEH TARIK (kayak Teh Poci kalau di Indonesia).......


Akhirnya, ku pulang dengan membawa kesenangan sampailah di Bogor sangat malam (sekitaran jam 10 malam).

Foto-foto di bandara Changi...... Tempatnya bagus, banyak tempat foto, bersih, luas, teratur. tapi akunya yang buru-buru karena jauh tempat masuk lorong ke pesawatnya. Hampir saja aku tidak tepat waktu, kalau tidak tepat waktu, tiket dinyatakan hangus (ini krn sangking senengnya foto-foto HAHA)








Maaf apabila ada kesalahan, ini untuk membuat orang-orang mengetahui aja, biar gak kaget kalau nanti kesana hehee.... Terima kasih

Wassalamu'alaikum.....

Komentar

  1. Mantap nih cal, bisa jadi refrensi tempat klo ke Singapore

    Trus sekarang transportasi jakarta banyak miripnya ya sama Singapore

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya bener banget ndah, dulu aku kira gak bakal bisa gitu.. emang udah ada planningnya dulu wkwk pas sekalian bangun MRT (aku pernah lihat di youtube)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Night in SINGAPORE